Siapa yang tahu , siapa yang bisa menebak?!
Tidak ada yang tahu da tidak ada yang bisa menebak , semua adalah takdir dariNYA atas umur/kematian seseorang hambanya. Inilah yang dialami saudara kita , mantan BMI taiwan yang berniat pulang kampung untuk bertemu dengan ibu tercinta dan keluarganya berakhir dengan memilukan karena sebuah kecelakaan lalulintas.
Sebanyak tiga korban tewas dalam kecelakaan maut di JL Raya Madiun - Ponorogo, Desa Slambur, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun antara mobil Daihatsu dan bus Pariwisata Bias Pelangi bernomer polisi AD 1512 CG.
Ketiga korban itu yang tak lain ibu kandung dan dua anaknya itu adalah Misinah (70), Imam Suwongso (40) dan adik kandungnya, Nyamiratun (35) yang baru pulang dari menjadi Buruh migran Indonesia ( BMI ) di Taiwan.
Tragedi na'as itu terjadi saat mobil yang ditumpangi sekeluarga itu, hendak pulang setelah menjemput Nyamiratun pulang dari Taiwan di Bandara Juanda, Sidaorjo. Dalam perjalanan pulang itu, mobil yang baru dibeli 3 bulan hasil jerih payah BMI itu bertabrakan di JL Raya Madiun - Ponorogo hingga 6 penumpang 3 di antaranya tewas, 2 mengalami luka serius dan 1 orang lainnya mengalami luka ringan.
Kendati kecelakaan terjadi pada Minggu 21 Desember 2014 jam 5:30 WIB pagi di seputaran jalan raya SDN Slambur Dolopo Madiun,akan tetapi ketiga jenazah korban baru pulang ke rumah duka menggunakan tiga mobil ambulans ke RT 01, RW 02, Dusun Suki, Desa Sambilawang, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo sekitar pukul 10.00 WIB. Setibanya di rumah duka, ketiga jenazah disambut tangis histeris keluarga. Selanjutnya, sekitar pukul 13.10 WIB ketiga jenazah yang masih satu keluarga itu dimakamkan dalam satu liang di TPU setempat.
Salah seorang kerabat para korban, Parno menduga kecelakaan itu disebabkan karena sopir mobil dalam kondisi mengantuk dan capek berat. Alasannya, sopir mobil Imam Suwongso sejak sebelum berangkat menjemput Nyamiratun di Bandara Juanda, Sidaorjo bekerja mengoperasikan traktor. Kemudian langsung berangkat menjemput Nyamiratun dengan disopiri sendiri.
"Perkiraan kami Mas Imam Suwongso lelah. Tapi yang tahu persis polisi karena kejadiannya Madiun. Sedang Wahyu dan Diana masih dirawat di RSUD Dolopo. Bude (Misinah), Mas Imam dan Mbah Nyamiratun dimakamkan satu liang karena masih satu keluarga. Paling barat Bude Mesinah, kemudian Mas Imam dan Nyamiratun paling timur," terangnya kepada Surya, Minggu (21/12) seusai pemakaman.
Kepala Desa (Kades) Sambilawang, Mujiono di sela-sela takjiah di rumah duka mengaku ketiga warganya tewas karena kecelakaan saat pulang dari Bandara Juanda menjemput Nyamiratun.
"Mobil baru itu tabrakan dengan bus. Akibatnya, Bu Misinah bersama dua anaknya, Imam Suwongso (sopir) dan Nyamiratun yang dijemput dari Taiwan meninggal di lokasi kejadian. Sedangkan anak dan keponakan Imam Suwongso yang mengalami luka serius di rawat di RSUD Dolopo," ungkapnya.
Sementara Ketua RT 01, RW 02, Dusun Suki, Desa Sambilawang, Kecamatan Bungkal, Pujianto (40) yang ikut mempersiapkan liang lahat untuk ketiga jenazah menegaskan jika Nyamiratun itu baru pulang dari Taiwan.
Saat itu, dijemput menggunakan mobil yang baru dibeli tiga bulan lalu dari jerih payahnya bekerja di Taiwan. Akan tetapi, sepulang dari Bandara Juanda itu, mobil disopiri Imam Suwongso bertabrakan dengan bus.
"Memang yang berangkat menjemput Nyamiratun ke Juanda itu ibu dan kakaknya serta dua keponakan ikut bersama calon suami Nyamiratun. Tetapi calon suami Nyamiratun kami belum kenal. Bu Misniah, Nyamiratun serta Imam Suwongso meninggal di lokasi kejadian. Sedangkan anak Imam dan keponakannya masih dirawat di RSUD Dolopo," pungkasnya.
(Sumber berita : surabaya.tribunnews.com )
Tidak ada yang tahu da tidak ada yang bisa menebak , semua adalah takdir dariNYA atas umur/kematian seseorang hambanya. Inilah yang dialami saudara kita , mantan BMI taiwan yang berniat pulang kampung untuk bertemu dengan ibu tercinta dan keluarganya berakhir dengan memilukan karena sebuah kecelakaan lalulintas.
Sebanyak tiga korban tewas dalam kecelakaan maut di JL Raya Madiun - Ponorogo, Desa Slambur, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun antara mobil Daihatsu dan bus Pariwisata Bias Pelangi bernomer polisi AD 1512 CG.
Ketiga korban itu yang tak lain ibu kandung dan dua anaknya itu adalah Misinah (70), Imam Suwongso (40) dan adik kandungnya, Nyamiratun (35) yang baru pulang dari menjadi Buruh migran Indonesia ( BMI ) di Taiwan.
Tragedi na'as itu terjadi saat mobil yang ditumpangi sekeluarga itu, hendak pulang setelah menjemput Nyamiratun pulang dari Taiwan di Bandara Juanda, Sidaorjo. Dalam perjalanan pulang itu, mobil yang baru dibeli 3 bulan hasil jerih payah BMI itu bertabrakan di JL Raya Madiun - Ponorogo hingga 6 penumpang 3 di antaranya tewas, 2 mengalami luka serius dan 1 orang lainnya mengalami luka ringan.
Kendati kecelakaan terjadi pada Minggu 21 Desember 2014 jam 5:30 WIB pagi di seputaran jalan raya SDN Slambur Dolopo Madiun,akan tetapi ketiga jenazah korban baru pulang ke rumah duka menggunakan tiga mobil ambulans ke RT 01, RW 02, Dusun Suki, Desa Sambilawang, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo sekitar pukul 10.00 WIB. Setibanya di rumah duka, ketiga jenazah disambut tangis histeris keluarga. Selanjutnya, sekitar pukul 13.10 WIB ketiga jenazah yang masih satu keluarga itu dimakamkan dalam satu liang di TPU setempat.
Salah seorang kerabat para korban, Parno menduga kecelakaan itu disebabkan karena sopir mobil dalam kondisi mengantuk dan capek berat. Alasannya, sopir mobil Imam Suwongso sejak sebelum berangkat menjemput Nyamiratun di Bandara Juanda, Sidaorjo bekerja mengoperasikan traktor. Kemudian langsung berangkat menjemput Nyamiratun dengan disopiri sendiri.
"Perkiraan kami Mas Imam Suwongso lelah. Tapi yang tahu persis polisi karena kejadiannya Madiun. Sedang Wahyu dan Diana masih dirawat di RSUD Dolopo. Bude (Misinah), Mas Imam dan Mbah Nyamiratun dimakamkan satu liang karena masih satu keluarga. Paling barat Bude Mesinah, kemudian Mas Imam dan Nyamiratun paling timur," terangnya kepada Surya, Minggu (21/12) seusai pemakaman.
Kepala Desa (Kades) Sambilawang, Mujiono di sela-sela takjiah di rumah duka mengaku ketiga warganya tewas karena kecelakaan saat pulang dari Bandara Juanda menjemput Nyamiratun.
"Mobil baru itu tabrakan dengan bus. Akibatnya, Bu Misinah bersama dua anaknya, Imam Suwongso (sopir) dan Nyamiratun yang dijemput dari Taiwan meninggal di lokasi kejadian. Sedangkan anak dan keponakan Imam Suwongso yang mengalami luka serius di rawat di RSUD Dolopo," ungkapnya.
Sementara Ketua RT 01, RW 02, Dusun Suki, Desa Sambilawang, Kecamatan Bungkal, Pujianto (40) yang ikut mempersiapkan liang lahat untuk ketiga jenazah menegaskan jika Nyamiratun itu baru pulang dari Taiwan.
Saat itu, dijemput menggunakan mobil yang baru dibeli tiga bulan lalu dari jerih payahnya bekerja di Taiwan. Akan tetapi, sepulang dari Bandara Juanda itu, mobil disopiri Imam Suwongso bertabrakan dengan bus.
"Memang yang berangkat menjemput Nyamiratun ke Juanda itu ibu dan kakaknya serta dua keponakan ikut bersama calon suami Nyamiratun. Tetapi calon suami Nyamiratun kami belum kenal. Bu Misniah, Nyamiratun serta Imam Suwongso meninggal di lokasi kejadian. Sedangkan anak Imam dan keponakannya masih dirawat di RSUD Dolopo," pungkasnya.
(Sumber berita : surabaya.tribunnews.com )
PERHATIAN : Mari kita sama-sama berdo'a untuk Semua Almarhum korban kecelakaan tersebut yang merenggut nyawa saudara kita sesama BMI beserta Ibu tercinta dan keluarganya agar semua amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT serta diampuni segala dosa-dosanya dan untuk semua keluarga yang ditinggalkan untuk diberi ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi ujian ini , AMIIN ya Robbal Alamin.
Post a Comment